30 April 2017

Manga Review: Assassination Classroom, Volume 14 by Yusei Matsui

Assassination Classroom #14
Pengarang: Yusei Matsui
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tebal buku: 192 halaman
Terbit buku: 19 Desember 2016
Rating: 5 of 5 stars.
Semua "ikatan" yang ditemui di dunia ini akan menjadi "guru" dan mendidik kita
Semua "ikatan" yang ditemui di dunia ini akan menjadi "guru" dan mendidik kitaali ini kelas A dan kelas E bersaing untuk meraih pelanggan terbanyak dalam festival sekolah. Bagi kelas A mungkin keberadaan kelas E yang bertempat di gunung tidak akan mampu mendapatkan banyak pelanggan. Tapi justru yang dianggap sebagai kelemahan itu mendatangkan keuntungan: kelas E memperoleh bahan-bahan alami dari gunung secara langsung. Pada hari pertama tiba-tiba kedatangan para murid SMA yang pernah menculik Kayano saat darmawisata.

Mereka berniat menjelekkan stand makanan kelas E dengan memberi komentar makanannya tidak enak. Tapi setelah disuguhi menu Mi Tsukemen Biji Ek semuanya lupa dengan rencana awal kedatangan, kecuali si pemimpin geng. Si Pemimpin geng itu terus-terusan menyuruh anah buahnya untuk berkomentar tidak enak. Kemudian Bu Irina muncul dengan muka sok-sok sedih sambil bertanya apakah masakan para muridnya itu tidak enak. Para anak SMA yang melihat langsung terpesona dan terkena pengaruh Bi Irina yang menyuruhnya membeli semua makanan anak kelas E setelah mengambil uang lagi di ATM. Sementara itu stand makanan kelas A sangat ramai karena hiburan yang disuguhkan sangat menarik: mengundang pelawak, artis dan memberi makanan serta minuman gratis. Asano bahkan tampil di panggung memainkan gitar listrik. 
Kekurangan dan kelemahan kita, justru bisa berbalik menjadi senjata kita. Itulah prinsip yang kupelajari di kelas ini. Kekuatan yang didapatkan dengan membenci, merendahkan, dan berbuat curang pasti akan ada batasnya,
Setelah festival sekolah berakhir, anak-anak kembali fokus belajar untuk ujian akhir semester. Pak Koro dan murid-murid kelas E membuat target masuk peringkat 50 besar. Untuk mencapai target tersebut, semuanya belajar matian-matian latihan soal. 

Sejak kecil sudah nggak bisa berbuat apa-apa terhadap penampilan ini. Dan aku membencinya. Tapi walau mungkin ini kemampuan yang nggak kuharapkan... belakangan ini aku baru tahu, kalau aku bisa membanggakannya selama bisa berguna untuk orang lain.
Aku suka banget cara Pak Koro mendidik para murid kelas E. Disetiap waktu dia selalu memberi pelajaran-pelajaran berharga di luar akademik seperti belajar untuk menjaga alam sekitar. Bahan-bahan masakan yang diambil dari gunung memang segar dan alami, itu yang membuat makanan terasa enak dan pelanggan banyak berdatangan. Namun, tidak baik jika hanya mementingkan banyaknya uang terkumpul atau meraih pelanggan terbanyak-- tetapi juga harus memikirkan dampak yang akan terjadi jika mengambil semua bahan yang ada di gunung: ekosistem tidak seimbang. 

Di awal chapter aku dibuat tertawa dengan aksi Nagisa yang 'terpaksa' berpakaian perempuan agar si Yuji (laki-laki yang naksir Nagisa) mau membeli semua makanan anak kelas E. Teman-teman Nagisa terutama Karma tega banget menjual temannya sendiri :') Aku benci sama Kepala Sekolah Asano yang didikannya sama sekali nggak benar. Dia suka memaksa orang-orang tunduk kepada ideologi yang dipegangnya. Dan sepertinya masa lalu Pak Koro dan Kepala Sekolah Asano sedikit terkuak.

1 komentar:

  1. Akuuuu cuma punya komik ini satu jilid. Entah karena 'not my type' atau udah ketinggalan jauh jadi males belinya ya?

    Cuma nonton animenya sedikit karena pengen denger suaranya JunFuku.

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...