15 Juli 2016

Manga Review: BAKUMAN, Volume 15 by Tsugumi Obata & Takeshi Obata

BAKUMAN #15
Pengarang: Tsugumi Ohba & Takeshi Obata
Penerbit: m&c!
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 192 halaman
Rating: 3 of 5 stars
Kita memang masih dalam perjalanan menuju impian kita, sehingga tidak bisa bersantai-santai seperti orang-orang. Tapi biarpun begitu, kita tetap merasa bahagia. Karena kita melangkah sejauh ini sambil menggenggam impian kita.
Pertarungan manga antara Nananime dan duo Ashirogi Muto telah dimulai. Ashirogi Muto sudah menyanggupi tantangan dengan optimis; bisa mengalahkan Nananime. Tetapi pertarungan ini tidak mudah bagi Nananime bersaing dengan duo mangaka tersebut. Nananime lalu berpikir keras bagaimana caranya agar ia bisa mengalahkan mereka, dibantu oleh orang-orang di internet yang tersisa sedikit orang. Nananime akhirnya menemukan sebuah cara agar ia bisa menang.
Kau tidak boleh melakukan kekerasan pada wanita! Itu bukan hal yang pantas dilakukan oleh pria sejati!
Aku sudah mengorbankan seluruh masa depanku tanpa bermain dan merasakan cinta.
Editor Souichi Aida dikejutkan dengan adanya berita di internet bahwa manga 'What You Need for a Meaningful School Life' ciptaan Nananime dikabarkan hasil dari diskusi ide-ide pertemanan mangaka dan lima puluh orang yang dikumpulkan secara online. Editor Pak Hattori pun memastikan kebenaran berita tersebut kepada Kosugi selaku editor mangaka Nananime. Kosugi mengatakan bahwa cara pembuatan naskah tersebut menurut Nananime adalah suatu metode yang inovatif. Fakta itu membuat kaget editor Souichi. Souichi berpikir jika metode itu dilakukan maka pasti ada kebocoran informasi dan akan membuat serealisasi manga dihentikan. Kosugi pun meminta editor Souichi untuk memberi dia kesempatan untuk memperbaiki hubungannya dengan Nananime. Kosugi juga menyerahkan surat pengunduran diri jika seandainya ia gagal melakukannya.

Hasil pertarungan itu akhirnya keluar. Peringkat manga Nananime jatuh ke peringkat 19. Kejatuhan Nananime ini membuat Nakai cemas. Bagaimana tidak? Kehidupan Nakai saat bekerja sama dengan Nananime berjalan dengan serba ada, serba enak. Semuanya tinggal minta, dan Nananime akan mengabulkannya. Jika Nananime berhenti ia tak tahu bagaimana lagi. 

Setelah pertarungan itu berakhir, duo Ashirogi diguncangkan sebuah berita televisi yang membawa nama [PCP]!


Pertarungan antara kedua mangaka tersebut sangat mudah ditebak siapa yang menjadi pemenangnya; malah terlalu mudah diselesaikan. Aku pikir melawan Nananime yang keras kepala itu akan seru (aku berharap Nananime bertindak diluar dugaan). Pada pertengahan cerita yang berpusat pada Nakai, jujur aku tidak menikmatinya karena Nakai bukanlah tokoh favoritku; tokoh yang tidak aku sukai. Sifatnya yang ingin hidup enak tanpa berusaha dan putus asa itu menyebalkan. Tapi kalau dipikir-pikir sifatnya itu manusiawi. Kadang kita sudah berusaha maksimal mungkin sampai mengorbankan waktu dan masa muda yang seharusnya menjalani hidup dengan ceria. Namun apa yang kita usahakan tidak juga tercapai dan membuat kita lebih memilih tetap di zona nyaman.

Chapter di mana Mashiro mengikuti acara reuni SD memberiku sebuah pengertian bahwa menjadi seorang mangaka tidaklah mudah. Banyak yang mengira menjadi mangaka hidupnya akan bahagia dan bisa leluasa, tentu saja kaya. Jauh dari itu, hidup sebagai mangaka justru sibuk sekali. Untuk berlibur atau bahkan hanya tidur dua jam saja kadang tidak ada waktu karena harus mengejar deadline naskah. Honor sebagai mangaka saja tidak banyak.Untuk itu sebagai pembaca komik yang baik, kita setidaknya menghargai jerih payah mangaka dengan cara membeli komik aslinya :)

Kemudian masalah [PCP] yang jadi bahan pemberitaan di tv itu sempat aku pikirkan dulu sampai sekarang seperti saat aku membaca komik Detektif Conan. Kedua komik tersebut mengusung cerita kejahatan sempurna; aku bertanya-tanya kira-kira adakah yang pernah atau hanya berniat meniru adegan di komik tersebut untuk tindakan kejahatan =) 

Oiya di sini Mashiro dan Takagi rupanya sudah lulus kuliah, aku bahkan tidak sadar ._. Penggambarannya masih sama coba kalau wajahnya agak dewasa mungkin aku tahu mereka sudah bukan mahasiswa lagi ^^; 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...