28 Juni 2016

Manga Review: Strobe Edge, Volume 7 by Io Sakisaka


Strobe Edge #07
Pengarang: Io Sakisaka
Penerbit: m&c!
Tebal buku:-
Tahun terbit: 2016
Rating: 5 of 5 stars
Itu mustahil. Sebab sampai sekarang aku masih menyesal putus denganmu.
Sudah seminggu sekelas dengan Ren membuat Ninako merasa aneh. Dulu ia selalu berharap bertemu Ren secara tidak sengaja di koridor sekolah. Namun, sekarang tanpa berharap pun ia bisa melihat Ren setiap hari (posisi tempat duduknya dekat Ren; Best Position!) Saat istirahat di kelas Ninako dipanggil oleh beberapa teman perempuannya yang menyukai Ren. Sekelompok perempuan itu bertanya heran mengapa Ninako bisa berbicara normal dengan Ren; Ren tampak sulit diajak berbicara dan susah didekati. Hal tersebut berbeda ketika para perempuan itu mengajak Ren berbicara, Ren bersikap defensif. Salah satu di antara mereka pun menanyakan perasaan Ninako, apakah ia masih menyukai Ren.

Syukur, Tsukasa datang tepat waktu mengambil alih jawaban dari pertanyaan tersebut. Tsukasa menjawab bahwa Ninako sudah tidak memiliki perasaan khusus pada Ren. Ninako lantas menjelaskan hubungannya dengan Ren yang hanya sebatas teman. Jawaban Ninako membuat mereka bernapas lega setidaknya saingan berkurang satu atau mereka masih punya kesempatan.
Terkadang ada orang yang berpisah seperti ini bukan karena mereka membenci satu sama lain.
Edited by me
Homeroom dimulai membahas pembentukan kelompok untuk darmawisata; satu kelompok terdiri dari 2-3 orang; laki-laki dan perempuan dipisah. Setelah itu kelompok murid laki-laki dan perempuan membentuk satu kelompok sesuai pilihan masing-masing (bebas). Perkataan ketua homeroom membuat para murid perempuan langsung menatap ke satu orang: Ren. Mereka ingin satu kelompok dengan Ren yang saat itu juga terlihat seperti domba incaran. Para murid perempuan itu menatap ragu juga takut, tidak berani memanggil Ren, tetapi perlahan mereka mendekati Ren dengan tatapan ehm haus(?). Ren menggenggap tangan Ninako, lalu mengajak Ninako bergabung dengan kelompoknya.
Bagiku sudah cukup bila ada satu orang yang mengerti diriku.
Setelah semuanya bergabung, setiap kelompok mendiskusikan tujuan darmawisata, tak terkecuali Ren dan Ninako bersama Sayuri dan Yuu. Selama darmawisata banyak hal terlah terjadi; Sayuri dan Yuu dengan masalah masa lalu mereka. Apa itu?

Menjelang tamat (tinggal 3 volume lagi, by the way). Setiap tokoh yang terlibat mengalami perkembangan karakter yang berarti. Menurutku Io Sakisaka pandai dalam menciptakan konflik pada setiap tokoh tanpa kehilangan fokus permasalahan tokoh utama. Ada banyak 'kapal' tercipta di dalam volume ini, sebut saja Ren-Andou, Ren-Ninako, Yuu-Sayuri, Daiki-Sayuri, bahkan kemungkinan Manabu-Tsukasa. Andou tipe agak tsun, diam-diam memperhatikan perubahan sikap Ren yang dulu emotionless, sekarang menjadi manusia seutuhnya. Walapun Ren sudah agak berubah lebih baik, tapi sikapnya masih sulit dipahami belum lagi dia terlalu banyak menunjukkan death smile-nya XD. Pada pertengahan cerita ada plot twist yang mengejutkan tapi untunglah diselesaikan dengan baik. Tokoh jarang kena notis macam Daiki juga mengalami perubahan sikap yang dulunya kekanak-kanakan sekarang sudah dewasa =)

Yang paling menyita perhatianku adalah Yuu-Sayuri yang menurutku mereka sama-sama dewasa dalam menyelesaikan masalah. Mereka mengajarkanku bahwa kesalahpahaman haruslah segera diselesaikan, dan belajar memaafkan satu sama lain. Misalkan ada masalah dengan kekasih atau siapapun, tanyakan baik-baik apakah yang kita dengar atau kita tahu benar adanya. Bersikap jujur terhadap pasangan masing-masing juga sangat penting agar hubungan dapat bertahan. 

Oh iya, dialog antara Ren dan Ninako saat ngobrol tentang lagu itu kok agak rancu ya. Aku rasa terjemahannya belum benar, rasanya terbalik jika dibandingkan dengan flashback di volume selanjutnya.

Bonus: biodata tokoh dan cerita tambahanYuu & Sayuri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...