28 April 2016

Manga Review: BAKUMAN, Volume 14 by Tsugumi Ohba & Takeshi Obata


BAKUMAN #14
Pengarang: Tsugumi Ohba & Takeshi Obata
Penerbit: m&c!
Tahun Terbit: 2016
Tebal: 192 halaman
Rating: 5 of 5 stars
 Saat mulai tersudut, ingin lari serta tenaga dan pikiran terkuras habis... pada saat itulah sebuah karya diberi napas kehidupan! Manga tanpa jiwa, yang terbentuk tanpa pengorbanan darah, keringat, serta air matamu sendiri... Tidak akan bisa mengalahkan sebuah manga sejati!
Sebelumnya, duo Muto Ashirogi ditunjuk menjadi juri Kontes Manga Rookie Treasure Award. Mereka membaca salah satu naskah manga buatan peserta berjudul Classroom of Truth. Menurut mereka, naskah manga tersebut sangat bagus; ide cerita tentang adu kekuatan pikiran dan ceritanya menarik. Tetapi, tema yang diusung tidak cocok untuk majalah manga shonen. Walau begitu mereka tetap lanjut membaca. Setelah selesai membaca, Mashiro dan Takagi menulis angka penilaian untuk manga tersebut. Mashiro tersadar ia pernah melihat nama si pengarang sebelumnya. Rupanya Tohru Nanamine pernah mengirim surat penggemar kepada mereka.

Naskah tersebut kemudian dibahas oleh kepala editor beserta editor lainnya. Semua berpendapat komik Classroom of Truth ini berbeda dari yang lain sehingga dapat menarik perhatian pembaca, tetapi konsepnya tidak cocok dimuat di majalah Shonen Jump. Kepala editor berpikir Tohru adalah mangaka baru yang berbakat. Sebagai ketua tim yang menilai finalis Treasure Award, Pak Hattori menunjuk Kasogi sebagai editor komik Tohru. Akhirnya, Nananime diminta datang ke kantor Shueisha. Tidak disangka, Nananime adalah pribadi yang ramah dan terbuka setiap kali berbicara ia selalu tampak antusias dan berapi-api.
Keinginan agar orang lain membaca dan menilai karyamu adalah hal wajar, tapi memberikan naskahmu secara cuma-cuma bukanlah pola pikir seorang profesional.

Di hari selanjutnya, kantor Shueisha diributkan oleh postingan naskah komik Classroom of Truth milik Nananime yang sudah di-scan di blog pribadi oleh Nananime sendiri. Lantas para editor kalang kabut menerima telepon dari penggemar yang protes mengapa komik tersebut tidak menang. Kasogi dipanggil Kepala editor bukan mengenai ulah Nananime, tapi ia hanya meminta memaklumi ulah Nananime sebagai ajang promosi.
Setelah menerima saran dari editor, apakah sebuah manga masih bisa disebut sebagai karya mangaka seorang diri? Lagipula para editor memberi saran hanya demi uang, bukankah lebih baik bila kita meminta saran yang tulus dari orang-orang yang mau memberikannya tanpa syarat?
Metode yang digunakan Nanamine dalam menulis manga bertentangan dengan duo Muto Ashirogi pun memunculkan persaingan diantara mereka dengan manga masing-masing.


Komik ini semakin seru untuk diikuti. Konflik yang disajikan sangat menarik. Kali ini Muto Ashirogi harus bersaing dengan mangaka baru, Tohru Nanamine yang merupakan penggemar komiknya. Sebagai orang yang menginspirasi tentu mereka senang ada yang bisa membuat manga sebagus Classroom of Truth. Karakter Nananime yang bermuka dua itu menurutku cukup mengesankan ia bisa dengan mudah cepat mengubah sikapnya di depan orang-orang tertentu. Sebenarnya dari kavernya, ekspresi mukanya sudah kelihatan. Sikapnya yang ramah dan terbuka digambarkan dengan balon dialognya dan percakapannya yang dicetak tebal, seakan-akan ia berbicara dengan kencang. Mashiro dan Takagi pun mengalami  perkembangannya cukup baik melalui persaingannya dengan mangaka lain. Mereka menunjukkan bahwa kita harus selalu berusaha yang terbaik dan tidak mudah puas dalam mengerjakan sesuatu dan kita dituntut untuk profesional. Di sela konflik yang serius, komik ini diberi selingan komedi melalui interaksi Hiramaru dan editornya, Yoshida yang tak pernah lelah memberi motivasi--dengan cara yang agak berlebihan kadang juga ngawur.

Aku terkesan dengan ide cerita Tsugumi Ohba yang di setiap chapternya membuat ide komik untuk tokoh mangaka lain. Secara manga ini menceritakan perjuangan membuat manga dan persaingan antarmangaka. Saking banyaknya judul manga fiktif yang sengaja dibuat, aku sampai tidak hapal. Ide cerita Classroom of Truth juga bagus, aku penasaran apakah duo Tsugumi dan Takeshi berniat membuat manga itu :) Ide yang dikemas Tsugumi diimbangi dengan desain karakter Takeshi yang semakin baik, tokoh Mashiro dan Takagi kelihatan dewasa. Oh iya, pada volume 14 Niizuma kurang mendapat bagian, dia hanya muncul dua kali =)

Last, dunia ini penuh dengan persaingan--kita dituntut profesional dalam bekerja. Jika kita berbuat curang, dampaknya akan berbalik kepada kita. Tinggal tunggu waktu yang berbicara #tsah =)

4 komentar:

  1. gue baru aja selesai baca dan loe udah buat reviewnya :O
    wow .. keren :D
    keep up the good work :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wahaha XD Ayo semangat bikin reviewnya~ Komiknya udah lama nganggur www XD

      semangat semangat~! Kak Hana juga yaaa :D

      Hapus
  2. Astaga ada muka dua juga. Bisa2 banting buku. tapi kemaren pengen beli komik ini cuma masih ragu. Eh ada reviewnya, lumayan buat pertimbangan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Muka duanya keren kok XD Menurutku tokohnya nggak sekejam itu malah seru jadinya ^^a Terimakasih sudah berkunjung~

      Hapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...