16 Januari 2016

Manga Review: Solanin [Book 2 of 2] by Inio Asano


Solanin [Book 2 of  2]
Pengarang: Inio Asano
Penerbit: m&c!
Cetakan pertama: 2016
 Rating: 4 of 5 stars
Apa hidup yang masa depannya bisa diprediksi seperti itu tidak membosankan?
Siapa pun pasti punya kesulitan dalam menjalani hidup. Aku tahu itu.
Taneda yang telah lulus kuliah itu menjalani hobi bermusiknya tiap hari, pada hari tertentu menyewa sebuah studio musik untuk latihan band bersama Billy dan Kato. Mereka bertiga telah bermain band 3 tahun lamanya. Sementara yang lain sudah lulus, Kato masih harus mengulang tahun depan. Taneda memimpikan bandnya berhasil dikontrak label musik terkenal, yang kemudian lagu-lagu ciptaan mereka disukai banyak orang dan mengadakan konser besar, tiketnya habis terjual. Namun, itu hanya sebatas mimpi. Kenyataannya ia hanya bernyanyi di kamarnya yang sempit. Sendirian.
Tolong berikan aku sedikit waktu lagi, sampai bisa menemukan suatu jawaban. Kalaupun itu jalan curam yang membawaku ke ujung dunia sekalipun... Aku akan tetap melangkah di jalanku.
Taneda yang sekarang ini terbaring di jalanan setelah kendaraannya tertabrak mobil terkenang oleh masa lalunya saat bersama teman-teman. Matanya pun perlahan menutup, sudah tidak lagi bernapas. Kematian Taneda membuat Meiko dirundung kesedihan. Di saat Kato dan Ai berkunjung ke rumahnya untuk bermain PS, ia justru terdiam menyembunyikan wajah sedihnya. Mengerti keadaan tersebut, Kato dan Ai berpamitan pulang. Tinggallah Meiko sendirian menangis dalam diam.

Aku tak pernah tahu kalau menghabiskan satu hari tanpa urusan apa-apa seorang diri itu, rasanya menakutkan begini. Berputar-putar. Memikirkannya berulang kalipun tak ada gunanya. Tapi jutaan 'seandainya' datang menyerbu.
Suatu hari Meiko kedatangan ayah Taneda untuk mengambil barang-barang Taneda yang ada di rumahnya. Ayah Taneda rupanya pandai memasak karena mental istrinya sedang lemah mau tidak mau ia harus bisa memasak. Kemudian Ayah Taneda makan bersama dengan Meiko di ruang makan sambil menceritakan tentang Taneda semasa hidup dan masalah yang terjadi di antara keduanya.
Tolong jangan lupakan Naruo. Mungkin terus membuktikan kalau dia pernah ada adalah tugas Meiko
Lalu, apa yang akan dilakukan Meiko untuk membuktikan kalau Taneda selalu ada?
Di buku kedua ini aku bisa lebih mengenal karakter sampingan lebih dalam lagi. Dan memahami perasaan Meiko yang sebenarnya pada Taneda. Aku ikut sedih saat Meiko begitu rapuh kesepian. Tapi, sedih itu tidak berlangsung lama karena panel bagian Kato dan Billy yang menampilkan wajah lucu membuatku tertawa. Selain itu ada beberapa hal yang bisa dipetik dari komik ini:
  1. Pada saat mengalami cobaan hidup salah satunya kehilangan orang tercinta membuat kita berlarut-larut dalam kesedihan dan melupakan kenyataan bahwa kehilangan sosok tercinta bukan berarti hidup berhenti sampai di situ.
  2. Boleh saja sedih, tapi akankah lebih baik jika kita menerimanya dengan lapang dada. Semua hal yang terjadi di dunia ini adalah rencana terbaik dari Sang Pencipta. Kita hanya bisa merencanakan, tapi Tuhan-lah yang menghendaki. Boleh jadi hal yang buruk terjadi pada kita justru adalah hal yang terbaik untuk kita.
  3. Orang yang kita cintai jasadnya memang tidak terlihat lagi. Namun, namanya akan selalu tersimpan di hati bersama kenangan-kenangannya. Terkadang melakukan sesuatu yang sama dengan orang yang kita cintai akan membuatnya terasa lebih hidup.
  4. Hidup itu tidak boleh stagnan. Harus ada perubahan-perubahan yang nantinya membuat kita lebih maju dan menjadi lebih baik. 

2 komentar:

  1. jadi, jadi.. taneda mati? haduh lanjutannya jadi mellow gini ya ternyata :'

    BalasHapus

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...