07 November 2015

Manga Review: Strobe Edge, Volume 4 by Io Sakisaka


Strobe Edge #04
Pengarang: Io Sakisaka
Penerbit: m&c!
Tebal: 192 halaman
Tahun terbit: 2015
Rating: 5 of 5 stars
Nggak ada perasaan yang nggak akan pernah berubah, ya?
Selesai kerja sambilan Ninako, Ren dan Andou pulang bersama Mayuka. Dalam perjalanan itu Andou mengobrol dengan Ninako, sedangkan Ren dan Mayuka berjalan bergandengan tangan. Angin berhembus, Ren dan Ninako menyadari bahwa anginnya berbau setengah musim gugur dan setengah musim dingin. Mendengar perkataan Ninako, Mayuka merasa terancam--takut Ren akan memiliki perasaan pada Ninako. Mayuka pun berbohong ingin berduaan saja dengan Ren. 
Manusia itu lumayan serakah tahu!
Ninako dan Andou berdua berada di dekat jembatan, tiba-tiba Andou menyatakan cintanya pada dan mengatakan maksud dari batasan sebuah perasaan. Andou tidak meminta jawaban Ninako akan perasaannya itu.

 Kalau kau pacaran dengan orang yang menyukai orang lain, bukankah itu akan menimbulkan kenangan yang menyakitkan?
Di sekolah sewaktu istirahat Sayuri dan teman-teman sibuk ngobrol ala cewek tentang asesoris cantik dan imut, Daiki diam-diam melihatnya lalu mendekati mereka setelah Sayuri pamit ke kamar mandi. Ternyata Sayuri menginginkan asesoris kalung yang harganya mahal (sebenarnya Sayuri tidak minta dibelikan) Daiki kemudian berjanji pada dirinya sendiri untuk berhemat agar bisa membelikan kalung tersebut untuk pacarnya. Sementara itu, Ninako dan Ren sibuk mencari Buchou (si kucing belah samping) yang menghilang. Saat pencarian, ada bola sepak melambung tinggi menghampiri Ninako. Dengan sigap Ren melindungi Ninako. Dan sesuatu terjadi diantara mereka. Hubungan Daiki dan Sayuri yang adem ayem pun mulai mendapat masalah.

 ☆☆☆☆

Aku mulai menyukai karakter Ren yang cool, agak pendiam tapi setia. Dia sebenarnya sudah sadar akan perubahan dirinya tapi ia berusaha menyangkal karena ingin menjaga perasaan kekasihnya. Sebenarnya aku kasihan bukan, lebih menyayangkan sikap Mayuka yang terlampau sibuk dengan dunia modelling-nya. Aku pikir sebuah hubungan itu harus ada sedikit perhatian-kita tidak boleh memikirkan diri sendiri walaupun pasangan kita mengerti kesibukan itu seperti apa hingga tidak ada waktu. Quality time itu harus dijaga, 'kan? Dan jangan muncul ketika sedang sedih atau lagi butuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...